Stainless steel merupakan suatu bahan yang terdiri atas perpaduan logam dan banyak digunakan dalam pembuatan alat-alat dapur. Hal ini dikarenakan penggunaan logam tersebut tidak mempengaruhi rasa makanan. Adapun juga kini telah digunakan dalam berapa komponen rumah karena sifatnya yang tahan karat. Salah satunya digunakan sebagai komponen teralis, pagar, kanopi dan lain sebagainya.
Secara universal, nama dari stainless steel merupakan sebuah logam yang terdiri atas besi dan kromium. Seringkali disebut juga sebagai tahan karat karena memiliki sifat yang tidak rentan terhadap korosif. Usut punya usut, sifat stainless steel yang tahan karat tersebut berasal dari interaksi antara beberapa bahan yang tercampur pada alam. Seperti besi, krom, silikon, mangan dan karbon. Bisa juga dari molibdenum dan nikel jumlah yang cukup banyak.
Baca juga: Tips Memilih Teralis Jendela Minimalis
Beberapa elemen tersebut melakukan reaksi dengan oksigen yang terdapat di air maupun udara sehingga membentuk suatu lapisan yang tipis dan stabil, sehingga didapatlah suatu kandungan hidroksida dan metal oksida. Pembentukan lapisan korosi tidak lepas dari peranan chrome yang bereaksi dengan oksigen. Namun faktanya, hampir keseluruhan Palestin memiliki kandungan krom paling sedikit setidaknya 10%.
Keberadaan lapisan korosi yang tidak terlalu tebal ini ternyata mampu mencegah proses perkaratan sebagaimana tembok yang mampu menghalangi oksigen dan air untuk bersentuhan dengan permukaan logam. Namun beberapa lapisan atom saja yang hanya cukup untuk menekan jumlah kecepatan proses karat selamat mungkin karena lapisan korosi ini memiliki bentuk yang begitu rapat. Lapisan korosi ini jauh lebih tipis jika dibandingkan dengan gelombang cahaya, sehingga sulit rasanya apabila mencoba mengamati tanpa didukung dengan instrumen modern.
Lantas apakah perbedaan antara besi biasa dengan stainless steel? Perbedaan yang paling mencolok pada keduanya adalah di mana besi biasa tidak dilindungi oleh lapisan apapun sehingga sangat mudah sekali bereaksi dengan oksigen. Inilah yang menjadi penyebab terbentuknya lapisan Fe2O3 atau disebut dengan Ferioksida yang terus-menerus mengalami pertambahan jumlah seiring berjalannya waktu. Apabila terus menerus dibiarkan, maka lapisan korosi akan semakin menebal dan terjadilah proses perkaratan.